Kamis, 27 Desember 2007

thailand

Pattaya & The East of Thailand Travel Trade 2003
Pasar Wisata Pendongkrak Angka Kunjungan
PATTAYA – Beberapa tahun ke belakang, dunia pariwisata tengah mendapat cobaan. Beragam peristiwa global – runtuhnya gedung WTC, AS, tragedi Bali, invasi AS ke Irak, sampai wabah SARS – mau tak mau memberi ekses negatif untuk mengajak orang pelesiran. Pariwisata Thailand ikut merasakan getahnya. Angka kunjungan turun secara signifikan. Untuk kembali mendongkrak, beragam jurus segera dikeluarkan. Salah satunya, menggelar pasar wisata.
”Sawasdee Khrap!” Ini sapaan khas warga Thailand ketika berjumpa dengan tamunya. Ucapan itu selalu dibarengi dengan salam dan senyum nan ramah. Sambutan hangat ini menjadi salah satu modal untuk menarik orang mau jalan-jalan ke seantero negeri gajah itu. Dari situ, keramahan akan berlanjut untuk menjamu tamu-tamu mereka supaya betah tinggal, tentunya sambil menjajakan uangnya. Lalu kembali lagi pada kesempatan yang berbeda. Bila keramahan tadi sudah jadi modal dalam kantung, langkah berikutnya promosi aneka ”barang dagangan”. Usaha ini bisa dilakukan dengan beragam cara dan dikemas dalam segala rupa. Satu langkah yang diyakini cukup mumpuni adalah menggelar pasar wisata. Dalam ajang promo ini, tuan rumah biasanya mengundang agen-agen perjalanan dari negara-negara sahabat yang tercatat sebagai ”pengekspor” turis. Gampangnya, inilah acara temu muka antara penjual dan (calon) pembeli, atau bahasa kerennya buyer meet seller. Sebagai pendongkrak angka kunjungan ke lokasi wisata, The Tourism Authority of Thailand (TAT) bersama Thai Hotels Association (THA) dan Chon Buri Provincial Authority menggelar Pattaya & the East of Thailand Travel Trade (PETT) 2003, 24 - 26 Juni lalu. Dalam kesempatan ini, TAT mengundang tour operator dan travel agent dari 25 negara, termasuk dari Indonesia. Mereka para pelaku industri pariwisata lokal.Tak kurang, mereka pun diajak menyusuri objek-objek wisata andalan Pattaya, Provinsi Chon Buri. ”Ini acara yang pertama kali digelar untuk kawasan Pattaya dan sebelah timur Thailand. Sebelumnya, TAT sudah rutin mengadakan Phuket dan Andaman Sea Travel Mart. Acara travel mart itu diadakan tiap tahun untuk mempromosikan daerah selatan Thailand,” papar Danadi Sutjianto, Marketing Representative TAT - Indonesia saat penerbangan Jakarta - Bangkok dengan Thai Airways.
Selain itu, lanjut Danadi, pada bulan November ada gelaran Chiang Mai & North Thailand Travel Mart. Acara ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Tujuannya, mempromosikan jualan wisata di daerah utara Thailand. ”Bedanya dengan daerah utara, jualan Pattaya lebih didominasi sea board jadi lebih banyak menjual laut, pasir putih dan matahari.” Menurut Juthamas Siriwan, gubernur TAT, statistik arus kunjungan wisman ke Pattaya pada 2002 cuma di bawah angka tiga juta orang. Angka ini diambil dengan mencatat orang-orang yang tinggal dengan rata-rata waktu 4,2 hari. Padahal, pesona wisata yang ditawarkan Pattaya tak kalah mengkilap dengan daerah lain. Dari tawaran liburan di pantai yang indah, paket golf, aktivitas olahraga air, wisata budaya sampai rayuan plesir ke tempat-tempat hijau nan menawan. Krekkrai Jirapat, Wakil Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand memaklumi turunnya arus kunjungan ke Pattaya. Kondisi yang tak menguntungkan tadi memang berhasil mengguncang dunia pariwisata global, khususnya wilayah Asia. Kini, tinggal usaha apa yang kudu dilakukan setelah ”badai” SARS mereda. Dalam sambutannya ketika membuka PETT 2003, Krekkrai mengatakan bahwa kemasan produk mereka selalu memegang prinsip jualan berkelas dunia. Bukan cuma ragam variasi, keramahan seperti di rumah sendiri menjadi bumbu penambah ”gurih”.
Dominasi Hotel PETT 2003 dibuka dengan welcome dinner di Napalai Ballroom, Dusit Resort Pattaya pada Selasa (24/6). Saat meneliti menu yang tersaji, rasanya tak sabar untuk segera mencicipi. Ada steamed prawns on lemongrass skewer, chicken soup with coconut milk and galangai, deep fried stuffed crab shells, braised chicken in Northern Thai curry, deep fried lobsters with garlic, fried sweet and sour red snapper, stir fried mixed vegetables with scallops dan steamed jasmine rice.
Sepintas sederet santapan khas itu memang agak terasa asing di telinga. Namun ketika dicicipi, tak jauh beda dengan masakan Indonesia. Hanya saja, kekuatan masakan Thai ada pada bumbu yang memunculkan rasa asam berbalut pedas. Suasana makin hangat ketika iringan alat-alat musik khas Thailand mengalun. Usai makan malam, acara dilanjutkan dengan pertunjukan kabaret ala Pattaya. Tarian-tarian modern yang dibawakan bertemakan kesatuan, dan membawa bendera negara-negara undangan. Tak ketinggalan, gelaran budaya lokal. Hari berikutnya, memasuki agenda utama PETT 2003, yaitu pertemuan penjual dengan (calon) pembeli dari berbagai negara. Napalai Room, Dusit Resort Pattaya yang berukuran 20 x 40 meter itu dibagi menjadi 58 stan. Satu stan punya ukuran 2,5 x 2,5 meter. Dari catatan penyelenggara, penjual wisata yang ikut lebih didominasi dari sektor perhotelan dan resor. Ada 35 tempat menginap yang menawarkan beragam sajian menarik. Sedang sisanya diisi travel agent & tour, tempat-tempat olahraga, galeri permata dan souvenir. ”Kenapa lebih banyak hotel? Karena para buyer yang kami undang itu datang dari tour operator luar negeri. Tentu saja mereka harus lebih dulu tahu di mana hotel dan tempat wisata yang disinggahi,” sebut Danadi memberi penjelasan. Sebagai orang normal, seorang wisman selalu akan bertanya di mana tempat menginapnya ketika ia disodori sebuah paket wisata. Apalagi undangan dari Indonesia seluruhnya tercatat sebagai wholesaler - yang akan menjual paket hotel dan wisata ke travel agent di Indonesia. ”Nah, kalau mereka sampai nggak tahu hotel-hotel di seputar Pattaya, wah kan repot,” senyum Danadi. Jadi jangan heran, begitu acara dimulai Michael O. Wandouw dari Quantum Reservation, Theresia Demetria dari Surprise Tour Wholesaler dan Airinne Sutrisno dari Fiwi Holiday Wholesaler langsung ngacir menemui kolega masing-masing. Supaya lebih bebas, penyelenggara memberi dua sesi pertemuan. Sebelum dan sesudah makan siang. Sebelum kembali ke negara masing-masing, pada hari ketiga para undangan diajak mengikuti tur keliling kota. TAT menyebutnya, ”Educational Tour Programme for Buyers”. Kebetulan rombongan Indonesia kebagian jatah city tour program 3. Tur pertama, mengunjungi Mini Siam. Lokasi wisata yang ada di jalan Sk ini merupakan lokasi miniatur dari tempat wisata dunia, ada menara Eiffel, menara miring Pisa dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan, miniatur kota Bangkok.
Puas ke Mini Siam, dilanjutkan ke Sriracha Tiger Zoo, Saithip Butterfly Garden, World Gems Collection dan Bottle Art Museum. Kata Theresia Demetria dari Surprise Tour Wholesaler, lokasi-lokasi itu adalah objek wisata yang jadi andalan paket wisata untuk pasar Indonesia. Apalagi plesiran dan belanja ke galeri permata. Di situ, akan terbukti kalau sebenarnya orang Indonesia punya kocek di atas rata-rata.
Sebelum tur keliling kota itu, pada Selasa (24/6), kami sempat mengunjungi Nong Nooch Tropical Garden & Resort. Taman tropik yang diprakarsai Mr. Pisit and Mrs. Nongnooch Tansacha pada 1954 itu terletak di kilometer 163 jalan raya Sukhumvit, antara Pattaya dan Sattahip. Gambarannya, beda-beda tipis dengan Taman Buah Mekarsari di Cileungsi. Hanya saja Nong Nooch Tropical Garden punya beragam sajian dan atraksi budaya yang jauh lebih atraktif. ”Sawasdee Khrap, Pattaya.” Ada banyak alternatif mengisi liburan akhir tahun, mulai berlibur di tepi pantai, berpetualang di alam bebas, hingga berolahraga di kawasan yang fenomenal. Berikut kami tampilkan tujuan wisata dunia lengkap dengan berbagai pilihannya.
LIBURAN DI TEPI PANTAI
Bali. Alamnya yang indah, seni budayanya yang tinggi, serta pantainya yang tenang menjadi kelebihan utama Pulau Dewata ini. Saat melancong ke Bali, kunjungi Pura Ulu Watu untuk menyaksikan matahari tenggelam dari atas bukit. Thailand. Di kelilingi pantai berpasir putih membuat Krabi begitu memesona. Kawasan bukit kapur ini menjadi tempat favorit pengemar panjat tebing. Mauritius. Pantai sepanjang 160 km, laguna yang indah dan kapal-kapal sewaan di tepi pantai menanti kunjungan Anda. Cobalah melakukan tur di sepanjang pantai hingga ke pulau lie aux Cerfs.
Seychellen. Pantai berpasir putih yang mengelilingi pulau Mahe menarik dikunjungi. Hanya mendaki sedikit ke puncak Morne Seychellois yang berketinggian 905 meter, pemandangan seluruh pulau dapat dinikmati. Maledives. Pulau kecil Kuredu yang hanya memiliki panjang 1.500 meter dan luas 350 meter, dikelilingi pantai berpasir putih. Lewatkanlah malam di tengah laut sambil memancing beragam ikan menggunakan kapal Dhoni-Boot.
St. Lucia. Hutannya yang lebat dan air terjun di tengah-tengah pulau membuat St. Lucia menjadi sumber energi baru setelah liburan. Tersedia pelayanan pelayaran menuju pulau-pulau terdekat seperti Martinique, Dominica, dan Guadeloupe. Mesiko. Pelayaran dari Acapulco bisa diarahkan menuju 20 pantai terindah di Meksiko. Nikmati suasananya sambil berwisata kuliner dengan mencicipi pollo en mole oaxaqueno. Kuba. Bersenang-senanglah di Playa Las Americas. Di sini membentang pantai putih dan bar-bar kecil yang dipenuhi alunan musik. Republik Dominika. Resapi ketenangan dan kedamaian di desa nelayan Las Galeras di pulau Samana. Bila tertarik, saksikan perpindahan ikan paus di sekitar Samana, selama Januari hingga maret.

Tidak ada komentar: